Home Post Wabup Malinau Pimpin Apel Hari Amal Bakti Ke-73

Wabup Malinau Pimpin Apel Hari Amal Bakti Ke-73

by swarakaltara

MALINAU, SWARAKALTARA.COM – Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah, S.Pd., M.Si Pimpin Apel Hari Amal Bakti ke-73 Kemenag Malinau bertempat di Halaman Kantor Bupati Malinau Jalan Pusat Pemerintahan Kabupaten Malinau, Kamis (3/1).

Hadir mengikuti apel para tamu undangan, ASN, TNI, Polri, Tokoh Agama, Mahasiswa dan Pelajar.

Dalam pelaksanaan apel Kemenag Malinau berikan Cinderamata kepada Aktor Kerukunan Tingkat Kabupaten Malinau antara lain Drs. H. Edy Marwan, M.Si (Ketua MUI Malinau), Pdt. Wesly Lufung, S.Th (Ketua FKUB Malinau), | Nyoman Wigunaya, S.Pd. SD (Ketua PHDI Malinau), Andryantho (Ketua PC. MAGABUDHI Malinau), Pastor Wan ibung Natalino Beling Heri, OMI (Paroki Santo Rosul Pulau Sapi), Pdt. Rusli Rining, M. Th (Ketua Bamag Malinau), Pdt. Yulius Daud, M.Th (Ketua BPUK Malinau), H Abdullah A. Ma (Ketua Nahdatul Ulama Malinau), H. Kuri Alkan, S.Ag (Ketua Muhamadiyah Malinau), Stefanus Sidung (Paroki Santo Stepanus Malinau), I Komang Sukadana (Pengurus PHDI), Innike Rennie, S.Th (Penyuluh Agama Kristen), Atonius Alang (Paroki Santo Stefanus Malinau).

Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah S.Pd., M.Si bacakan Sambutan Menteri Agama RI, bahwa kita memperingati hari bersejarah ini dalam kesederhanaan, keprihatinan, dan kepedulian untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena dampak dari peristiwa alam di beberapa wilayah, seperti di Lombok, Palu, Banten dan Lampung. Seluruh bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan dalam derita dan bahagia, dalam sukacita maupun dukalara.

Lanjut kata dia Topan, melalui peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama, kita diingatkan kembali arti pentingnya jaminan hak beragama dalam pelaksanaan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa pada Pembukaan dan pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun ini, yaitu “Jaga Kebersamaan Umat”. Menteri Agama mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama, apalagi di tahun politik sekarang ini, mari senantiasa menebarkan energi kebersamaan, merawat kerukunan, dan menempatkan diri di atas dan untuk semua kelompok dan golongan. Ajakan yang sama kepada semua elemen bangsa, mari jaga kebersamaan, keutuhan sesama anak bangsa, segala ujaran, perilaku, dan sikap yang bisa menimbulkan Iuka bagi sesama saudara, mari kita hindari, mari jauhi saling menebar benci, saling melempar fitnah keji, saling menyuburkan penyakit hati, dan saling melukai hati antarsesama anak negeri.

Seluruh ASN dan jajaran Kementerian Agama haruslah menjadi perangkai, penjalin, dan perajut tenun kebangsaan kita yang bhinneka.

Setiap kita haruslah menjadi teladan dalam kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan memberikan amal bakti bagi segenap warga negara tercinta.

Dalam tugas sehari-hari, setiap aparatur Kementerian Agama harus mampu menunjukkan nilai kinerja yang baik, kepemimpinan yang amanah, dan memberi kemudahan kepada masyarakat luas, untuk memperoleh akses pelayanan keagamaan secara akuntabel dan berkualitas, ujarnya.

Toleransi beragama dapat dimaknai sebagai sikap “menghormati dan menghargai atas perbedaan yang ada pada pihak lain”.

Sementara moderasi beragama adalah upaya mewujudkan pemahaman dan pengamalan agama yang moderat, bukannya praktek keagamaan yang berlebih-lebihan dan ekstrem.

Adapun pembangunan akhlak adalah aspek yang sangat fundamental sebagai pilar utama keadaban bangsa, agar kita semua tidak tercerabut dari fitrah kemanusiaan kita. Masalah agama adalah masalah yang amat peka yang bila tidak ditangani dengan hati hati dapat menimbulkan persoalan yang rumit.

Oleh sebab itu, Kementerian Agama amat menyadari pentingnya kematangan cara berpikir dan bertindak dalam mengelola urusan keagamaan, menjaga kerukunan beragama serta mendorong pembudayaan moderasi beragama bagi semua warga bangsa.

Penghargaan dan terima kasih selanjutnya disampaikan kepada jajaran Kementerian Agama pusat dan daerah atas sumbangsih dan kontribusinya selama ini dalam upaya membangun birokrasi modern, bersih dan profesional melayani umat.

Sebagai bagian dari institusi yang membawa nama “agama” seyogyanyalah perilaku kita sebagai pejabat dan aparatur mencerminkan kemuliaan agama, di mana antara kata dan perbuatan sa|ing serasi, antara kesalehan personal dan kesalehan sosial sa|ing melengkapi. (hms/sk).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved