Home Post Suka Berbahasa Kasar Pada Penumpang, Masyarakat Minta Kacab Pelni Tarakan di Ganti

Suka Berbahasa Kasar Pada Penumpang, Masyarakat Minta Kacab Pelni Tarakan di Ganti

by swarakaltara

TARAKAN, SWARAKALTARA.COM – Gara gara mengeluarkan bahasa yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang Kepala Cabang (KACAB) Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) Tarakan, masyarakat yang merasa tersinggung dan meminta Kacab Pelni Tarakan agar diganti.

Hal ini terjadi pada Kamis (20/6) Kapal KM Sabuk Nusantara 97 dengan pemberangkatan pagi pukul 10, seorang ibu Nining R yang ingin berangkat pagi itu namun tidak mendapatkan tiket, dengan petunjuk beberapa orang ibu Nining berkeinginan untuk membeli tiket diatas kapal. Namun kepadanya Kacap Pelni Rizal menyampaikan tidak boleh.

“Saya minta kebijakannya, orang tua saya lagi masuk Rumah Sakit di IGD, langsung dia (rizal) jawab, terserah mau mati kah mau apa kah pokoknya tidak boleh demikian Nining menirukan bahasa pak Rizal”

Kepada SWARAKALTARA.COM Jumat (21/6) Nining mengatakan, saya tersinggung dengan omongan kepala Pelni itu. “saya ini minta kebijakan, aturannya dia kan bisa jawab dengan bijak, kalau memang tidak bisa jawab baik baik lah” ujar Nining geram.

Atas penelusan Tim Redaksi SWARAKALTARA.COM ternyata pada saat kejadian tersebut memang benar masih bisa beli tiket kepada Anak Buah Kapal (ABK) di atas kapal, dan juga kepada Calo.

Salah satu warga yang tidak mau disebut kan namanya mengatakan, memang Kacab Pelni pak Rizal itu tidak bagus. Masalah penjualan tiket itu sudah diatur mereka, porsi penjualan tiket itu selalunya hanya separuh yang dijual di loket pelni, sebagiannya lagi itu dipaksakan dijual di melalui ABK atau lewat calo.

“porsi penjualan tiket itu sudah ada, namun mereka jual sebagian diatas kapal dan juga lewat calo, dan itupun dengan harga yang cukup tinggi. Kalau di loket itu Rp. 34.500 namun kalau di ABK dan calo itu bisa sampai Rp. 100.000.” ujarnya.

Mirisnya lagi, lebih banyak penjualan tiket lewat Nunukan di banding Tarakan, padahan Tarakan inikan daerah transit, Malinau, KTT dan Bulungan. Paling tidak ya di bagi sama lah. Kalau Nunukan 200 ya Tarakan juga 200, belum lagi ditambah proses pembelian tiket yang begitu panjang antriannya, sampai sampai ada saja calon penumpang yang membatalkan keberangkatannya, timpalnya.

“kami masyarakat merasa sejak Kepala Cabang PELNI Tarakan di pimpin pak Rizal banyak kejadian kejadian seperti ini, untuk itu kami masyarakat meminta agar pak Rizal diganti dari Kacab Pelni, supaa kasus kasus seperti ini tidak lagi ada”.(red).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved