Home Post Pergantian Nama Pelabuhan Nunukan Dipertanyakan Masyarakat Adat Tidung

Pergantian Nama Pelabuhan Nunukan Dipertanyakan Masyarakat Adat Tidung

by swarakaltara

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM – Hilangnya nama Tunon Taka sebagai nama pelabuhan utama di Nunukan Kalimantan Utara mendapat sorotan dari masyarakat adat Tidung di wilayah perbatasan RI – Malaysia ini.

Nama Tunon Taka tidak lagi tertulis dalam plang nama dan billboard yang ada di pelabuhan yang melayani pelayaran internasional Nunukan – Tawau Malaysia, hal ini dinilai sebuah keteledoran dalam pelestarian budaya dan sejarah adat setempat.

Tokoh pemuda adat Tidung Pangiran Eddy mengatakan, pelestarian budaya dan sejarah yang diwarisi secara turun temurun merupakan modal besar bagi keserasian dan eksisnya tatanan budaya yang ada.

‘’Negara dituntut untuk bagaimana mempertahankan adat, budaya dan sejarah, bukan justru menghilangkannya sehingga ciri khas dari daerah tersebut seakan sengaja dihilangkan perlahan,’’ujarnya, Minggu (14/06/2020).

Edy menegaskan, eksistensi nama Tunon Taka bukan hanya sebatas plang nama tanpa makna, namun bertujuan sebagai ikon Nunukan agar generasi muda dapat memahami dan mencintai peradaban yang selama ini di lestarikan leluhur sebagai khazanah dan warisan budaya yang tidak ternilai.

Tunon Taka dengan makna ‘’Rumah Tinggal atau Tempat Bernaung kami’’ memiliki sejarah panjang yang tidak semestinya dihilangkan begitu saja, hanya karena pembangunan pelabuhan lebih megah dan lebih mentereng dari sebelumnya.

Masih kata Edy, bentuk semegah apapun tidak akan mengalahkan nilai dari peradaban yang dijaga layaknya pusaka berharga, sehingga peniadaan nama Tunon Taka akan disikapi tegas oleh masyarakat adat Tidung.

‘’Kami akan mempertanyakan hal ini ke Pelindo, besok akan ada perwakilan adat meminta penjelasan atas persoalan ini,’’katanya.

Edy kembali menegaskan, bahwa tradisi yang dijaga layaknya pusaka bagi masyarakat adat Tidung harus dijaga dari generasi ke generasi, diwariskan dalam bentuk kebudayaan lengkap dengan segala unsurnya.

Malah kalau bisa, Nunukan seharusnya mengambil nama tokoh besar masyarakat adat Tidung Datu Duran Sulaiman, Datu Gani, dan nama-nama besar tokoh Tidung sebagai nama fasilitas vital di Nunukan seperti Bandara juga stadion.

‘’Masa depan peradaban kita tergantung pada seberapa mampu kita melakukan pelestarian, bukan seberapa banyak kita melakukan pembangunan. Kita akan minta jawaban masalah ini.’’tuntasnya.(KU).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved