Home Post Petani di Sebuku Senang Harga TBS Naik

Petani di Sebuku Senang Harga TBS Naik

by swarakaltara

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM – Warga kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara khususnya petani kelapa sawit merasa lega dengan kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) meski sektor perekonomian lagi lesu akibat pandemic Covid-19.

Saat ini buah kelapa sawit dibeli pengepul di tingkat petani dengan harga Rp. 1270/kg dimana saat belum mengalami penaikan harga TBS hanya menyentuh angka Rp. 900 – Rp. 1.000 per kilogram.

“Sebelumnya harga TBS cuma Rp.900 sampai Rp. 1000 saja per kilogram kasihan,”ujar Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sebuku Bajib Misak,S.S.T. Selasa (31/03/2020).

Bajib mengatakan, petani lebih memilih menjual ke pengepul ketimbang langsung ke perusahaan, hanya saja perusahaan tentunya memiliki kuantitas tertentu misalnya berapa banyak yang boleh dijual ke perusahaan.

“Memang kalau sekali panen 5 sampai 6 ton baru boleh jual langsung ke perusahaan, petani kita sekali panen baru 1 sampai 3 ton saja, jadi lebih baik ke pengepul,”katanya.

Mursalim seorang pengepul yang tinggal di desa harapan SP 3 Kecamatan Sebuku mengaku membeli TBS petani lalu dijual ke PT. BSI dengan harga Rp. 1500 per kilogram.

Dengan adanya kenaikan harga TBS ini diharapkan ekonomi masyarakat akan terdongkrak dan buah sawit yang sudah matang terus dipanen warga yang khawatir membusuk.

Kenaikan harga TBS ini juga disambut baik oleh ketua kelompok tani Siang Luas desa Kekayap Kecamatan Sebuku.

“Kami sangat senang atas kenaikan harga TBS ini karena bisa meningkatkan pendapatan petani” kata Yohanes Sudirman ketua kelompok tani Siang Luas desa Kekayap.

Bajib menambahkan semoga penaikan harga TBS ini bukan bersifat sementara agar dapat memotivasi petani khususnya kelapa sawit.

“Kelapa sawit yang dipanen sekarang ini adalah hasil bantuan Pemkab Nunukan tahun 2006, petani berharap penaikan harga TBS ini bisa stabil tidak lagi mengalami penurunan” harap Bajib.

Dikhawatirkan jika harga TBS mengalami penurunan para petani sawit enggan untuk panen karena besarnya biaya operasional dari hasil yang didapat.(KU).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved