Home Post Fakta Dibalik Tragedi Kebakaran Dermaga Tradisional Inhutani Nunukan

Fakta Dibalik Tragedi Kebakaran Dermaga Tradisional Inhutani Nunukan

by swarakaltara

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM-– Polres Nunukan terus melakukan pendataan dan pengumpulan sejumlah fakta di balik peristiwa keebakaran pemukiman padat penduduk di Jalan pasar Sentral Inhutani RT 10 Nunukan Utara.

Kebakaran yang terjadi pada Minggu (10/1) sekitar pukul 18.30 wita tersebut menghanguskan sekitar 64 bangunan termasuk sejumlah fasilitas umum, dermaga, pos polisi, pos imigrasi, pos bea cukai, pos perikanan serta pos dinas perhubungan. Tempat-tempat tersebut ludes menjadi arang.

Kaur Sub Bagian Humas Polres Nunukan AKP Muhammad Karyadi mengungkapkan  sejumlah fakta yang terjadi dalam musibah yang diduga disengaja tersebut.

 

Berawal dari cekcok rumah tangga

Peristiwa diduga bermula dari keributan suami istri. Terlapor atas nama Andi Sudarmin (44), memiliki masalah keluarga dan berujung emosi kepada Saidah, istrinya.

‘’Sekitar pukul 13.00 wita, terlapor dan istrinya sedang berada di dalam rumah. Tiba-tiba terlapor mengatakan; ‘Sabar ya nanti kau itu mati, ada asap,’.  Kalimat itu diucapkan sembari memeluk istrinya,’’ujar  AKP Muhamad Karyadi, Senin (11/1).

Tidak faham pada ucapan tersebut, Saidah kemudian menelfon saudara iparnya bernama Lukman.  Lukman kemudian datang dan mencoba mengobrol secara kekeluargaan. Tindakan  tersebut memicu amarah terlapor yang langsung mengambil parang dan menghunuskannya ke arah Lukman.

‘’Saat Lukman lari, dia berkata kepada warga sekitar agar bersembunyi karena terlapor sedang mengamuk sambil membawa parang,” terang AKP Muhamad Karyadi lagi.

Tak berhasil menemukan Lukman, terlapor yang berprofesi sebagai petani rumput laut ini lalu menganiaya warga sekitar yang dijumpainya di sepanjang pemukiman warga.

Ada 7 korban sabetan parang

Amukan terlapor membuat banyak warga sekitar terluka. Tercatat ada 7 korban. Dewasa bahkan anak kecil daan ibu-ibu tidak luput dari sabetan parang.

Para korban yaitu, Atikoh Nur Halifi (38). Wanita  ini mengalami robek lengan kiri dan kanan serta perut bagian atas.

Muhammad Ilham alias Ilang (21) mengalami luka di lengan kiri dan bahu kiri.

Nur Afika (9) mengalami luka dibahu kiri.

Habib (17) mengalami luka di leher bagian belakang.

Maslia (41) mengalami luka bahu sebelah kiri, lengan kanan dan dagu.

Cakra (38) warga gang Delima RT. 20 Kelurahan Nunukan Timur mengalami luka robek paha kiri, bibir atas dan lengan kiri.

Muhammad Al Fakri (7) mengalami luka lengan bagian kiri.

 

Terlapor mengejar polisi dengan parang dan dilumpuhkan dengan Senpi

Tindakan membabi buta terlapor menimbulkan keramaian yang memancing anggota polisi Bripka Indra yang berjaga di pos terdekat mencoba menetralisir keadaan.

Sayangnya usaha dan peringatan Bripka Indra tidak diindahkan. Terlapor justru mengejarnya dengan sebilah parang terhunus.

Melihat keadaan tidak terkendali, Bripka Indra dan warga di sekitar lokasi berlari menjauh. Bripka Indra berlari ke kantor Polsek Nunukan untuk mengambil senjata api dan mendatangi tempat kejadian untuk mengamankan terlapor.

‘’Bripka Indra bermaksud mengamankan Terlapor, Namun Terlapor memberikan perlawanan dengan cara mengayun-ayunkan parangnya sambil berteriak, ‘Tembak aku,’ Kemudian Bripka Indra melumpuhkan terlapor dan selanjutnya membawa terlapor ke RSUD,” papar AKP Muhamad Karyadi.

Saat itulah, muncul api dari rumah terlapor. Api membesar dan  menyebar ke rumah tetangga sertta meluas dengan cepat.

 

Api berasal dari dapur rumah terlapor

AKP Muhamad Karyadi mengungkapkan, cekcok rumah tangga terlapor terjadi saat istrinya tengah memasak.

Saat itu pula, karena terlapor tersulut emosi dan menghunuskan parang, Saidah dan Lukman berlari menyelamatkan diri.

‘’Kompor gas ditinggalkan begitu saja dalam keadaan menyala di dapur, lupa dimatikan, dan terjadi kebakaran di rumah terlapor,” sambungnya.

Menurut keterangan Lukman, terlapor akhir akhir ini sering berhalusinasi. Namun untuk memastikannya, polisi akan meminta penjelasan dari terlapor saat sudah bisa dimintai keterangan.

‘’Saat ini terlapor belum dapat dimintai keterangan dikarenakan masih menjalani perawatan di RSUD dikarenakan mengalami luka tembak dibagian perut (dibawah pusar). Kerugian materiil atas kejadian kebakaran tersebut masih dalam penyelidikan dalam proses hukum lebih lanjut,” pungkas AKP Muhamad Karyadi.

Foto : Viq

Reporter/Penulis: Viq

Penyunting : Yunu WH

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved