Home Kaltara Distribusi Air PDAM KTT Terhenti, Warga Terpaksa Beli Air Rp 120 Ribu Per ProfilTank

Distribusi Air PDAM KTT Terhenti, Warga Terpaksa Beli Air Rp 120 Ribu Per ProfilTank

by swarakaltara

TANA TIDUNG, SWARAKALTARA.COM – Pasokan air bersih dari PDAM Kabupaten Tana Tidung kembali dikeluhkan oleh masyarakat.

Seperti yang diutarakan oleh sejumlah warga Sesayap Hilir dan sekitar Tideng Pale, Kabupaten Tana Tidung. Mereka mengeluhkan bahwa air PDAM sudah tidak mengalir kerumah sekitar dua minggu.

Abbas Abdulah, warga tideng pale menyampaikan, masyarakat setempat cukup menderita akibat aliran air yang tidak mengalir ke rumah-rumah warga.

Dengan kondisi itu membuat dirinya dan warga lain terpaksa membeli air bersih dari pihak swasta atau penjual air secara mandiri. Harga yang dipatok pun beragam, yaitu harga Air Bersih untuk wilayah Sesayap Hilir, Desa Sesayap per ProfilTank Rp.120 Ribu dan untuk sekitar Tideng Pale Rp.60 ribu per ProfilTank.

Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Kabupaten Tana Tidung, Teddy saat dikonfirmasi Swarakaltara.com pada Jum’at (2/6/2023) pagi menjelaskan, bahwa terkait harga Air Bersih yang dibeli oleh masyarakat secara mandiri merupakan bukan ranah atau kewenangan pihak PDAM.

“Soal masalah harga Air Bersih yang dibeli masyarakat itu bukan ranah kami. Itu memang dari penjual secara pribadi (pengusaha) Air Bersih ProfilTank yang ada di KTT. Jadi tidak ada kaitannya dengan PDAM. Air nya pun diperoleh dari sumur-sumur Bor yang dilakukan secara mandiri dan dipatok harga demikian,” ucap Direktur PDAM KTT, Teddy kepada Swarakaltara.com melalui sambungan Telepon, pada Jum’at (2/6/2023).

Kemudian, berkaitan dengan terhentinya distribusi Air Bersih ke rumah-rumah warga saat ini yang sudah hampir 2 minggu, pihak PDAM KTT masih melakukan perbaikan.

“Saat ini masih dalam proses perbaikan dan memang sudah hampir dua Minggu Air Bersih belum mengalir. Sebelumnya juga sudah kita laporkan BAP kerusakannya dan kemarin langsung dilakukan perbaikan,” katanya.

Teddy menyebutkan, bahwa kerusakan yang terjadi dipicu karena masalah jaringan intake jalur distribusi pipa.

“Awalnya berasal dari kerusakan pada Dinamo yang terbakar. Namun sudah dilakukan perbaikan dan telah dipasang. Namun sebelum adanya kerusakan pada Dinamo, kita juga melakukan perbaikan saluran pipa bahkan dengan mengerahkan unit Alat Berat (Excavator) termasuk melaporkan kerusakan itu pada pihak Dinas PUPR, Satker dan pihak terkait lainnya. Begitu kami kembali mendistribusikan Air Bersih (running) melalui pompa ternyata ada kebocoran lagi, maka terpaksa diperbaiki lagi,” jelasnya.

Lalu, tepatnya ketika kemarin dilakukan pendistribusian Air Bersih secara merata ternyata debit air yang dihasilkan kecil.

“Begitu Dinamo sudah bagus, ternyata debit air yang dihasilkan jadi kecil yang awalnya 50 Liter/Detik menjadi 40 Liter/Detik. Jadi ini tetap kita akan lakukan distribusi atau jalankan (running) ke rumah-rumah warga, tetapi dengan metode bergantian. Jadi tidak bisa lagi bersamaan,” ujarnya.

Hal ini dikarenakan saluran Intake yang masuk ke Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) tidak sesuai dengan yang akan didistribusikan ke dua daerah yang saat ini mengalami kesulitan Air Bersih.

“Maka kedepan akan diatur distribusi nya secara bergantian. Mungkin akan disampaikan juga melalui Surat Edaran maupun hal lainnya agar masyarakat dapat mengetahui kondisinya saat ini. Tetapi hari ini Air Bersih sudah mulai mengalir (running) namun baru untuk masyarakat di wilayah Sesayap Hilir dan untuk daerah lain akan bergantian,” tuturnya.

Teddy juga menambahkan, bahwa alasan pelayanan PDAM KTT saat ini menjadi tidak prima dan maksimal melayani masyarakat, karena kurangnya kerjasama dan komunikasi yang baik terjalin antara PDAM dengan masyarakat (pelanggan).

“Faktor yang pertama itu masyarakat masih banyak yang enggan membayar tagihan Air. Maka kami juga sempat mengeluhkan hal ini kepada jajaran DPRD Tana Tidung melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP). Makanya pendapatan kami ini hanya 30% lalu bagaimana perusahaan mau sehat, untuk beli alat dan perawatan rutin lainnya, karena banyaknya warga yang menunggak,” imbuhnya.

Menurutnya, karena faktor itulah yang menyebabkan pelayanan dari PDAM menjadi tidak maksimal.

“Tindakan perusahaan sesuai aturan pun sudah dilakukan. Baik itu pemberitahuan rutin, dan pertimbangan penangguhan waktu tunggakan dari warga (pelanggan) karena bentuk rasa kemanusiaan dari perusahaan, tapi bahkan sudah ada yang dilakukan pencabutan saluran airnya,” ungkapnya.

Teddy pun berharap agar masyarakat juga dapat mengerti kewajibannya sebagai pelanggan, agar operasional perusahaan dapat berjalan sehat dan pelayanan pun diberikan secara maksimal.

Ketua Komisi II DPRD TanaTidung Norma menyampaikan hal yang sama, “kami sudah sampaikan keluhan warga ini, dan kami juga mendapat jawaban dari pihak PDAM bahwa terjadinya kemacetan distribusi Air Minum akibat adanya kerusakan pada dinamo,” jelasnya.

“Nah, berdasarkan laporan bahwa dinamo yang rusak sudah bagus dan sudah di pasang, jadi hari ini akan kembali beroperasi penyaluran ke warga,” tutupnya. (*).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved