Home Post Antara Covid-19 dan Narkoba di Perbatasan RI-Malaysia Menurut Perspektif Paslon Kepala Daerah Dalam Debat Publik

Antara Covid-19 dan Narkoba di Perbatasan RI-Malaysia Menurut Perspektif Paslon Kepala Daerah Dalam Debat Publik

by swarakaltara
DEBAT PUBLIK PILKADA NUNUKAN 2020

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM – Pada segmen IV debat kandidat Kepala Daerah Nunukan Kalimantan Utara 2020 antara Asmin Laura – Hanafiah (AMANAH) dan Danni – Muhammad Nasir (DAMAI), moderator DR.Karim Abdul Gaffar mempertanyakan kehidupan sehat dan bermartabat.

Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan RI – Malaysia memiliki permasalahan krusial terkait penerapan disiplin menjalankan protokol kesehatan di kala pandemi Covid-19 serta narkoba.

DR.Karim meminta para kandidat Pilkada 2020 Nunukan memberi ulasan terkait sistem penanganan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 serta kiat para Paslon dalam memerangi narkotika di Nunukan yang terkenal sebagai jalur sutra narkotika.

‘’Nunukan sudah lama dikenal daerah transit bagi TKI yang akan ke Malaysia atau yang pulang ke kampung halaman, dan daerah transit sangat rentan resiko Covid-19 secara eksternal. Tahun 2020 ratusan TKI dideportasi lewat Nunukan, pembahasan ini ada dalam visi misi anda, apa rencana strategis anda untuk menangani Covid-19?’’tanyanya.

Paslon DAMAI menjawab, akan melakukan pencegahan dengan menerbitkan peraturan sebagai dasar hukum pelaksanaan kegiatan di masa pandemi Covid-19, sekaligus memperkuat keterlibatan berbagai pihak untuk mengantisipasi menyebarnya covid.

Damai akan melakukan sosialisasi massif karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19. Sangat butuh terobosan juga langkah strategis dalam memberikan pelayanan terhadap pasien termasuk melakukan penindakan bagi pelanggaran prokes, mengawal fase pemulihan sampai akhirnya memantau pasien covid-19 yang sembuh.

‘’Saya adalah salah satu pasien dari 4 kandidat disini yang pernah divonis Covid-19, saya merasakan saat berada di ruang isolasi 70 persen adalah pertarungan mental/psikologis, untuk itu pasien butuh pendampingan rohaniawan dan psikolog supaya memberikan motivasi untuk meningkatkan imun mereka,’’jawab Nasir.

Selain itu, bantuan logistik bukan hanya diberikan kepada pasien konfirmasi positif, tetapi juga kepada keluarga pasien yang diisolasi yang hidupnya sangat bergantung kepada pasien.

Sementara itu, Paslon AMANAH membeberkan sejumlah langkah yang telah dan akan dilakukan, sejauh ini, sosialisasi pencegahan melalui petugas kesehatan yang sudah ditentukan massif dilakukan. Penegakan disiplin sesuai dengan ketentuan yang ada, meningkatkan sarana prasarana kesehatan.

Pencegahan dalam artian skrening pelaku perjalanan di pintu masuk, skrening aktif kewilayahan, kunjungan rumah berdasarkan laporan masyarakat dan pelaku perjalanan, kemudian desinfektan di tempat umum, fasilitas kesehatan dan sebagainya.

Pemkab Nunukan melakukan penguatan surveylan, mereka juga intensif dalam melakukan pemantauan pasien isolasi mandiri yang dilakukan puskesmas dibantu aparat,

‘’Kami lakukan pelayanan kilinis dengan penguatan treathmen antara lain penyediaan ruang khusus perawatan Covid-19 dan gedung bertekanan negatif, kami memiliki inovasi Pantau Kesehatan Lansia, seluruh aparatur kesehatan datang ke rumah Lansia memastikan mereka sehat, sembari memastikan ketersediaan logistik.’’jawab Laura.

Menguatkan jawaban Laura, Cawabup Nunukan Hanafiah mengatakan, perlunya membangun pos pantau di setiap kecamatan, desa sampai ke RT.

“Untuk mengawasi ketat pelaku perjalanan yang enggan melaporkan diri, menghindarkan penduduk yang masuk tanpa diperiksa lebih dahulu, saya kira ini mutlak kita lakukan, kita buat tim khusus kecamatan, desa bahkan setiap RT, sehingga penyebaran pandemi dapat kita tekan sedemikian rupa.’’imbuhnya.

Karim lalu beranjak ke pertanyaan mengenai program dan komitmen pemberantasan narkoba dari kedua Paslon. Dikatakan Nunukan merupakan wilayah yang menjadi pintu masuk utama narkoba ke berbagai wilayah di Indonesia, banyak pelaku narkoba melewati Nunukan yang notabene beranda NKRI.

‘’Kepala BNNP Kaltara mengatakan, kabupaten Nunukan dijadikan transit pelaku narkoba yang mengambil barang dari Tawau dan diedarkan di banyak tempat, apa langkah anda mengatasi persoalan ini?,’’tanya Karim.

Pasangan AMANAH mengatakan, ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu meningkatkan kerjasama aantara pemerintah daerah dengan unsur keamanan TNI, POLRI dan BNNK, melakukan sosialisasi dan edukasi berbahayanya narkotika dan apa saja konsekuensi dari narkoba. Termasuk melakukan kerja sama dengan pihak kompeten dalam rangka assessment jika terdapat korban.

‘’Kami akan beri reward bagi siapa saja yang berhasil menangkap barang haram tersebut. Butuh adanya MoU dengan BNNK Nunukan, karena narkoba bukan persoalan instansi vertikal saja, melainkan juga masalah daerah, kita gak bisa diam karena yang terdampak langsung adalah masyarakat kita, berdasar Inpres harus disusun rencana aksi narkoba, saya kira sudah ada prosedur yang dapat kita gunakan sebagai pedoman, ketika kita melakukan sesuatu diluar prosedur biasanya oleh pemeriksa cenderung disalahkan.’’jawab Asmin dan Hanafiah.

Dari pihak DAMAI menjawab jika mereka akan melakukan pencegahan dengan memaksimalkan fungsi RT dan pemerintahan desa, tokoh adat menjadi ujung tombak pencegahan di lingkungan masing-masing.

‘’Contohnya warung Kamtibmas yang sudah kami laksanakan di RT Nunukan Timur, dampaknya sudah terasa, dulu di RT ini banyak pemakai, tapi dengan adanya warung Kamtibmas keamanan dan ketertiban masyarakat lebih terpelihara, selalu peduli, selalu duduk bersama mengatasi persoalan narkoba, dan kedepan setiap RT harus memiliki warung Kamtibmas.’’jawab Danni.

Langkah yang tak kalah penting seperti dijabarkan Muhammad Nasir yaitu memberikan penghargaan RT dan desa yang bebas narkoba, DAMAI memiliki impian suatu saat bakal menemukan betapa banyaknya RT dan desa bertuliskan anda memasuki desa atau RT bebas narkoba.

‘’Beri penghargaan generasi bebas narkoba dan yang sangat penting adalah melakukan test urine secara berkala kepada aparatur pemerintah, Pemerintah harus terdepan untuk memberikan teladan dalam hal bebas narkoba. Dan program kami per RT Rp.150 juta akan membuat masyarakat aman, nyaman dan harmonis,’’kata Nasir.(mk).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved