Home Post Kisah Dokter Hesty, Keluhkan Tidak Ada Fasilitas Aftercare dan Sering Ditantang Pecandu Narkoba

Kisah Dokter Hesty, Keluhkan Tidak Ada Fasilitas Aftercare dan Sering Ditantang Pecandu Narkoba

by swarakaltara

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM– Kepribadian dan dukungan keluarga merupakan fondasi utama dalam menjaga kepulihan seorang mantan pecandu narkoba.
Kedua hal tersebut menjadi focus perhatian bagi BNNK Nunukan dalam melaksanakan program aftercare. Sebuah program pemulihan bagi pecandu pasca menjalani rehabilitasi primer di lembaga rehabilitasi.

‘’Sayangnya di Nunukan kita tidak ada aftercare, padahal lingkungan kita sangat potensial bagi eks pecandu relapse (kambuh) lagi,’’ujar dr.Hesty Muldaningrum Lestary, saat memberikan materi pada Workshop Peningkatan Kapasitas Kepada Insan Media, di hotel Lanfin, Sabtu (13/3/2021).

Dokter Hesty merupakan dokter rehabilitasi BNNK Nunukan. Pada acara yang digagas Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan ini, ia menjabarkan sejumlah factor yang membuat eks pecancu relapse kembali.
faktor-faktor gaya hidup seperti tingkat stress dan faktor kognitif seperti rasionalisasi, penolakan dan keinginan gratifikasi menjadi faktor pencetus relapse.
Selama menjalani rehabilitasi para pecandu mendapatkan banyak masukan yang positif, seperti kemampuan untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

‘’Ada empat hal penting yang harus dilalui oleh pecandu selama menjalani rehabilitasi, pertama adalah free drugs (bebas dari narkoba), no crime (menghilangkan tindak kriminal yang ada selama ini), healthy life (hidup sehat tanpa narkoba) dan terakhir adalah productivity (memiliki produktivitas),’’jelasnya.
Sayangnya, untuk persolan sepenting ini, pemerintah Kabupaten Nunukan masih memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan pekerjaan atau layanan aftercare bagi mereka yang telah selesai menjalani program rehabilitasi .
Oleh karenanya peran kemitraan pemerintah dan swasta sangat diharapkan untuk turut mencari solusi dari permasalahan ini.

Dengan adanya hubungan kemitraan yang baik antara pemerintah, dalam hal ini BNN, dengan swasta, diharapkan dapat membuka banyak peluang terutama bagi mereka yang telah selesai menjalani program.
‘’Masalah narkoba adalah masalah nasional, setiap warga negara yang hidup di Indonesia mempunyai kewajiban bersama untuk memeranginya dalam bentuk partisipasi dan tindakan,’’tegasnya.
Hesty juga menuturkan, ia seringkali mendapat tantangan dan cibiran dari para pecandu saat melakukan layanan konseling bagi pecandu.
Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin orang yang tak pernah merasakan efek narkoba bisa mengerti cara mengobati pecandu.

‘’Tapi saya jawab, lebih baik BNNK Nunukan yang tangkap dari pada Polisi yang dapat. Kami ada rehabilitasi asal sesuai ketentuan dan tidak langsung diterapkan pidana,’’jelasnya.
Ada juga kasus dimana ia menemukan eks pecandu yang kembali kambuh akibat lingkungan. Hal ini menjadi tantangan besar dan tugas semua elemen masyarakat.
Eks pecandu tersebut mengatakan, bagaimana mungkin ia pulih, ketika membuka pintu dan jendela ia masih bisa menemukan pemain narkoba.

Hanya di atas atap dan di bawah lantai saja ia tak menemukan narkoba.
Pernah suatu ketika, ia menangani kasus perempuan cantik berusia 20 tahun. Perempuan tersebut mengaku memakai narkoba sejak 17 tahun. Dia tidak pernah kesulitan mendapat barang haram tersebut, bahkan ia tak perlu repot membeli karena ia berpacaran dengan Bandar narkoba.

Kendala yang dialami oleh bagian rehabilitasi, adalah mayoritas mereka sudah mengalami gangguan jiwa ketika dikirim ke pusat rehabilitasi pecandu.
‘’Jadinya dipulangkan kembali, karena sarat rehabilitasi harus sehat jasmani dan rohani. Ini yang membuat kita menyayangkan Nunukan belum ada program atau fasilitas aftercare,’’tegasnya.
Geografis Nunukan yang mejadi jalur sutra narkoba juga tidak ia bantah. Modus dan cara peredaran juga menjadi perkara yang tak boleh dilewatkan.

Ada beberapa kasus yang membuat keningnya berkerut. Ia mendapati ada anak kecil makan permen tiba tiba pingsan sebentar. Saat siuman, anak tersebut muntah dan kejang kejang.
Pernah juga ia mendapati bocah lain, setelah makan jenis jajanan tertentu selalu tertidur.

‘’Saya melihat ini fenomena yang harus diperhatikan. Jangan jangan peredaran narkoba sudah mentargetkan anak anak. Kasus kasus ini semakin menjadikan saya bermimpi untuk bisa melayani aftercare,’’kata Hesty.
Reporter: Viq

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved