Home Kaltara Menyoal Temuan Bendera Malaysia Di Lumbis Hulu, Ini Penjelasan Dansatgas Pamtas RI – Malaysia Yonif 621/Manuntung

Menyoal Temuan Bendera Malaysia Di Lumbis Hulu, Ini Penjelasan Dansatgas Pamtas RI – Malaysia Yonif 621/Manuntung

by swarakaltara

NUNUKAN, SWARAKALTARA.COM – Dansatgas Pamtas RI – Malaysia Yonif 621/MTG, Letkol Inf Deny Ahdiani Amir, meminta masyarakat tidak khawatir dengan adanya bendera Malaysia dan bendera negeri Sabah yang ditemukan warga di gunung Alondom dan gunung Paluan, wilayah Desa Tetagas, Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

‘’Ada sejumlah lokasi bekas kamp kamp misi pengukuran patok batas Negara di wilayah Sinapad. Di lokasi tersebut, TNI dan Tentera Malaysia berkemah bersama dan menancapkan bendera sebagai tanda operasi bersama,’’ jawabnya, Rabu (5/4/2023) saat dikonfirmasi.

Jelas Deny, di lokasi itu sebelumnya juga tertancap bendera Indonesia, karena misi pengukuran patok batas Negara di wilayah Sinapad merupakan operasi bersama.

Alhasil, ketika misi pengukuran telah mencapai batas waktu penugasan, TNI berkemas dan menyimpan kembali bendera merah putih, sementara Tentara Malaysia kemungkinan belum sempat mencabut benderanya.

‘’Misi pengukuran patok batas di Sinapad belum selesai. Nanti akan dijadwalkan kembali dengan titik pantau di lokasi lokasi yang ada bendera Malaysia itu, sekitar Mei atau Juni 2023. Sebenarnya dicabut atau dicopot juga tidak masalah bendera itu,’’ imbuhnya.

Dengan demikian, Deny menegaskan, temuan bendera Malaysia oleh warga setempat, tidak ada sangkut paut dengan klaim wilayah.

Melainkan hanya sekedar bendera yang ditinggalkan pihak Malaysia saat pengukuran bersama antara TNI dari Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) serta Jabatan Ukur dan Pemetaan (Jupem) Malaysia.

‘’Mohon diingat, ada sekitar 20 titik yang menjadi lokasi base kamp gabungan TNI dan Tentera Malaysia di wilayah Lumbis Hulu. Jika suatu saat, ada lagi warga yang menemukan bendera Malaysia di perbukitan tengah hutan. Maka itu kasus yang sama dengan yang dipertanyakan saat ini,’’ lanjutnya.

Baca Juga:  Kecelakaan Tunggal, Seorang Pengendara Motor di Nunukan Meninggal Dunia

Demikian juga dengan keberadaan patok semen di sekitar bendera dimaksud. Patok tersebut adalah patok pengamatan untuk mencari dan mencocokkan batas batas yang tertuang dalam perjanjian 1915 dan konvensi 1891.

‘’Tidak terpengaruh dengan adanya lompatan urutan nomor patok yang ada. Patok bertuliskan RM tersebut, hanya dijadikan tempat untuk melihat mana hulu sungai, aliran sungai kemana, bentangan gunung kemana, garis bujur, garis lintang,’’ jelasnya.

Terlepas dari permasalahan ini, Deny mengapresiasi kepedulian warga perbatasan.

‘’Pertanyaan mereka menandakan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI. Mungkin untuk tugas pengukuran patok selanjutnya, kita tidak mengibarkan bendera Negara masing masing, mungkin cukup kain putih saja yang artinya netral, supaya tidak ada penafsiran macam-macam dari warga kita,’’ kata Deny. (vIQ)

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved