Home Post Kost-Kostan Jadi Ladang Bisnis Esek-Esek di Bulan Ramadan

Kost-Kostan Jadi Ladang Bisnis Esek-Esek di Bulan Ramadan

by swarakaltara

Gorontalo, swarakaltara.com – Bisnis esek-esek nampaknya mulai menjamak di Gorontalo. Tidak mengenal bulan Ramadhan, praktek transaksi prostitusi terselubung di Gorontalo masih menjadi salah satu persoalan bagi Gorontalo yang di juluki sebagai kota Serambi Medinah.

Dari hasil pantaun redaksi kami Minggu, (19/05/2019), bisnis prostitusi di beberapa titik di Kota Gorontalo masih tetap saja berjalan. Bahkan segala cara mereka lakukan untuk menjalankan bisnis haram ini agar tidak ketahuan. Kost-kostan masih merupakan tempat paling aman dan banyak diminati ketimbang penginapan maupun hotel.

Di Gorontalo sendiri terdapat beberapa kost-kostan yang tersebar dibeberapa tempat dan masih mempunyai magnet tersendiri bagi yang ingin melakukan bisnis esek-esek terselubung tersebut. Hal itu terungkap melalui maraknya salah satu penggunaan aplikasi online sebagai media penghubung antar PSK dan calon pelanggannya.

Menariknya aplikasi online yang di gunakan oleh PSK ini tidak hanya digandrungi oleh orang dewasa. Akan tetapi para ABG termasuk para mahasiswa pun ikut terlibat menggunakan aplikasi online ini, bahkan tidak sedikit dari mereka melakoni transaksi bisnis esek-esek melalui perantara aplikasi tersebut.

Untuk lebih memastikan perkembangan bisnis haram tersebut di Gorontalo, redaksi kami mencoba melakukan penelusuran kabar tersebut. Malam itu, waktu menunjukkan Pukul 23.00 Wita. Melalui aplikasi itu kemudian mencoba menemui salah satu PSK yang ada di salah satu kost di Kota Gorontalo. Dirinya pun enggan menyebutkan nama, Karena biasanya nama yang tertera di aplikasi itu bukan nama aslinya agar identitas mereka tidak terbongkar.

Sebut saja namanya Melisa (nama samaran). Saat di temui, dirinya mengatakan bahwa mereka bukan berasal dari warga setempat (Kota Gorontalo), melainkan datang dari beberapa Kabupaten yang tersebar di Wilayah Provinsi Gorontalo dan ada juga beberapa datang dari Provinsi tetangga.

“di Kost-kosan ini kami datang dari beberapa tempat, bukan warga asli sini. Ada yang datang dari Kabupaten Boalemo dan lain-lain, bahkan ada juga yang dari luar Gorontalo. Meskipun bulan puasa kita tetap melayani tamu di kost-kostan ini karena lebih aman,” tutur Melisa.

Kepada Redaksi, PSK ini menjelaskan bahwa mereka disetiap kost-kosan itu berkelompok dan mejajahkan diri mereka melalui aplikasi online tersebut secara bersama-sama.

“Didalam satu kost biasanya kami ada enam sampai sepuluh orang menunggu tamu yang datang yang sudah melakukan pemesanan terlebih dahulu lewat aplikasi, tetapi ada juga yang memang sudah langganan meski tanpa lewat aplikasi,” lanjut wanita bergigi kawat itu.

Tidak hanya itu, para PSK ini juga tak jarang pula mereka sering melayani tamu pejabat. Pelayanannya pun beragam yang ditawarkan, mulai dari pijat hingga bisa diajak kencan jika ada yang menginginkan hubungan cinta semalam, tergantung keinginan para pelanggan dan waktu lamanya kencan yang disukai pelanggan.

Dalam perbincangan itu, Melisa mengungkapkan tarif yang biasa dipatok para PSK bervariasi, khusus yang sudah punya pekerjaan, dipatok harga diatas agak sedikit mahal, yakni berkisar 500-700 ribu rupiah sampai 1jta rupiah. Sementara untuk teman kencan seusia mereka, harga yang di patok itu lebih rendah sebesar 300 ribu rupiah.

“Tarif tidak menetap, tergantung siapa yang kita layani kalau pekerja kantoran itu lebih tinggi, kalau yang sudah langganan atau seusia kami, itu hanya dipatok 300 ribu rupiah saja, bahkan ada yang dibawah dari itu,” tambahnya.

Terkait dengan ini, mengapa hal tersebut mereka lakukan pada bulan ramadan karena mereka ada kebutuhan khusus, salah satunya mereka ingin pulang kampung dan tidak ada biaya apalagi yang mahasiswa.

“Minimal saat lebaran kami punya uang untuk bisa pulang, dan saat pulang kampung ada yang kami bawa buat lebaran nanti di kampung,” ucapannya sambil tersenyum santai.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Gorontalo, Abubakar Luwiti saat di Konfirmasi mengatakan, Bahwa hiburan malam saat bulan ramadan dilarang buka, apalagi tempat prostitusi. Namun yang membuat kami susah untuk menindaki itu yakni prostitusi online

“Memang agak susah juga, apalagi prostitusi online. Pasti antara PSK dan calon pelanggan bertemu di satu tempat, jadi yang kami upayakan saat ini yaitu mengunakan sistim sisir melakukan sweeping ditempat-tempat yang berpotensi seperti kost-kostan dan penginapan,” tandasnya. (red).

Postingan Terkait

Tinggalkan Komentar

Kontak

© 2023 Swara Kaltara | All Rights Reserved